Tenaga Nasional Berhad (TNB) telah mengumumkan komitmennya untuk mendorong inisiatif pembangunan berkelanjutan di ASEAN melalui kemitraan dengan pemerintah, investor, dan pemangku kepentingan utama untuk mempercepat transisi energi yang bertanggung jawab (ET) sekaligus mengatasi trilema energi.

Dalam pidatonya baru-baru ini di konferensi ENLIT ASIA 2023, Presiden dan Chief Executive Officer TNB, Dato' Seri Ir. Baharin Din menjelaskan tantangan kritis dalam mempercepat ET yang bertanggung jawab dalam menyeimbangkan trilema energi yang melibatkan keseimbangan antara kebutuhan akan keamanan energi, keberlanjutan energi, dan keterjangkauan energi.

Beliau menyoroti perlunya ET yang bertanggung jawab untuk mengatasi permintaan listrik yang meningkat pesat, dan menekankan bahwa TNB siap untuk memenuhi permintaan ini sekaligus mengurangi emisi.

"Di wilayah ASEAN, tujuannya adalah untuk mendapatkan kapasitas sebesar 3.000 GigaWatt (GW) dari energi bersih. Saat ini, ASEAN telah memasang 95 GW bahan bakar termal dan 188 GW energi terbarukan (ET). Pada tahun 2050, kawasan ini bertujuan untuk mencapai lebih dari 2.700 GW energi terbarukan," ujar Baharin.

Kebijakan, Teknologi Ramah Lingkungan dan Pendanaan: Penting untuk ET yang Sukses

Kebijakan, teknologi hijau, dan pendanaan merupakan faktor pendukung utama keberhasilan ET. Baharin menekankan investasi besar yang diperlukan untuk mencapai tujuan Net Zero ASEAN pada tahun 2050. Ia menyatakan optimismenya terhadap perubahan lanskap di mana pemerintah secara aktif menetapkan kebijakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis rendah karbon.

Peta Jalan Transisi Energi Nasional Malaysia (National Energy Transition Roadmap/ NETR) berfokus pada ET, efisiensi energi (EE), hidrogen, bioenergi, mobilitas hijau, dan penangkapan karbon. Baharin menekankan peran transformatif dari inisiatif-inisiatif ini dalam mentransisikan Malaysia menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.

"Kemitraan kolaboratif dengan mitra regional melalui platform seperti HAPUA (Kepala Perusahaan Listrik Negara ASEAN), SOME (Pertemuan Pejabat Senior Bidang Energi), dan AMEM (Pertemuan Menteri ASEAN Bidang Energi) telah mempercepat kemajuan menuju tujuan energi yang berkelanjutan," tambah Baharin.

Kemitraan Strategis: Memajukan Tujuan Transisi Energi Malaysia

Malaysia memainkan peran penting dalam memfasilitasi tujuan ET kolektif di kawasan ini. Baharin mengatakan bahwa negara ini memperkuat infrastruktur transmisinya untuk memperkuat kerja sama regional dan mendukung interkoneksi sistem energi lintas batas melalui ASEAN Power Grid (APG).

"Saat ini, kami dapat mendukung tambahan 12 GW pembangkit listrik tenaga surya baru dan penyimpanan baterai di titik-titik penting tertentu di infrastruktur domestik kami, selain 4GW energi terbarukan yang sudah ada. Kami secara proaktif mengidentifikasi lebih banyak titik-titik penting agar sesuai dengan tujuan nasional kami untuk mencapai 70% kapasitas energi terbarukan pada tahun 2050 dan memenuhi permintaan energi dari negara-negara tetangga jika diperlukan."

Kemitraan strategis adalah kunci untuk memajukan tujuan ET Malaysia. Hingga saat ini, TNB telah menandatangani 29 Nota Kesepahaman (MoU) dengan mitra lokal dan internasional di berbagai bidang ET seperti taman tenaga surya, integrasi hidrogen dan amonia di pembangkit listrik, interkoneksi, dan kendaraan listrik.

"TNB percaya bahwa pendekatan kolaboratif, bersama dengan kebijakan yang mendukung, kemajuan teknologi, dan pendanaan yang memadai, sangat penting untuk keberhasilan ET sekaligus mengatasi trilema energi," pungkasnya.