03 Apr 2024

Eniya Listiani Dewi, Profesor Energi Bersih Resmi Duduki Jabatan Dirjen EBTKE

Eniya Listiani Dewi, Profesor Energi Bersih Resmi Duduki Jabatan Dirjen EBTKE

Eniya Listiani Dewi, B.Eng, M.Eng, IPU, Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi menjabat sebagai Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada tanggal 14 Maret lalu. Wanita kelahiran Magelang, Jawa Tengah, yang akrab disapa Prof Eniya ini dilantik oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, di Gedung Chairul Saleh, Kantor Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Jakarta.

Setelah dilantik menjadi Menteri ESDM, Eniya mengatakan bahwa tugasnya adalah menggenjot bauran EBT di dalam negeri yang bisa dikatakan masih jauh dari target. "Nah, Pak Menteri secara khusus menyampaikan beberapa hal terutama menggenjot bauran energi, di mana EBT belum mencapai target," kata Eniya saat ditemui di Kementerian ESDM. Selain bauran EBT, Eniya juga ditugaskan untuk mempercepat perumusan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBT). Sejauh ini, RUU tersebut masih dalam tahap pembahasan karena masih ada beberapa poin yang dinilai perlu pembahasan lebih lanjut, salah satunya terkait power wheeling. "Dan beberapa hal mengenai, misalnya masalah kendaraan listrik dan sebagainya, beliau juga ada arahan agar konversi itu dipercepat," kata Eniya.

Tokoh Pahlawan EBTKE

Eniya merupakan Peneliti Ahli Utama, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan merupakan salah satu dari jajaran ilmuwan yang telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional karena pengabdian dan kontribusinya yang bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peraih gelar Doktor Teknik dari Universitas Waseda Tokyo ini berhasil merekayasa sel bahan bakar yang ramah lingkungan untuk menghasilkan listrik dari gas hidrogen. Penemuan ini begitu vital dalam wacana keilmuan dunia, tak heran jika Eniya banyak menerima penghargaan baik di tingkat nasional maupun internasional.

Sel bahan bakar yang dikembangkan oleh Eniya merupakan sel elektronik, semacam baterai, yang dapat mengubah sumber bahan bakar seperti hidrogen dan/atau hidrokarbon menjadi arus listrik searah. Sel ini sangat berpotensi untuk digunakan sebagai sumber energi ramah lingkungan untuk berbagai sektor kehidupan termasuk kebutuhan rumah tangga dan berbagai kebutuhan industri seperti otomotif, konveksi, pengolahan makanan dan lain sebagainya. Namun, kerja keras dan pengabdian keilmuan wanita kelahiran 14 Juni 1974 ini tidak berhenti pada sel bahan bakar. Pada tahun 2003, ibu tiga anak ini menerima penghargaan Mizuo Award dan Koukenkai Award dari Waseda University berkat penemuan katalis bahan bakar yang terbuat dari unsur vanadium. Selain kedua penghargaan tersebut, karya ilmiah Eniya lainnya, yaitu metode penambahan nanopartikel, juga berhasil meraih penghargaan bergengsi, Asia Excellence Award, yang diberikan oleh Society of Polymer Science, Jepang.

Berbagai Apresiasi Prestasi

Atas dedikasi, ketekunan, kerja keras dan berbagai penemuan ilmiah yang telah dilakukan oleh wanita kelahiran Indonesia dan telah diakui secara internasional, sungguh pantas jika wanita keturunan Jawa ini menerima Habibie Award di tahun 2010 dan berhasil mencatatkan diri sebagai wanita termuda dalam sejarah yang menerima penghargaan langka ini. 

Dan bukan Eniyai namanya jika penghargaan setinggi apapun tidak akan menghentikan pengabdian ilmiahnya kepada bangsa dan dunia internasional. Buktinya, di tahun yang sama ketika Eniyai meraih Habibie Award, penemuan terbarunya yang lain, Thamrion (diambil dari gabungan kata Thamrin, lokasi tempat Dewi bekerja, dan Ion, membran polimer untuk sel bahan bakar yang lebih efisien dan mampu bersaing dari sisi harga di pasaran), berhasil mendapatkan hak paten. 

Tidak hanya surat paten, atas prestasi gemilangnya ini, Eniya berhak membawa pulang penghargaan Inovasi HKI 2010 yang diberikan oleh Direktorat Jenderal HKI Indonesia. Pengalaman sebagai ilmuwan dan peneliti rekayasa sel bahan bakar ramah lingkungan mengantarkannya pada jenjang karir menuju posisi Direktur Jenderal EBTKE, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Lebih lanjut, Eniya mengatakan bahwa perlu adanya peningkatan peran EBT di beberapa wilayah di Indonesia. Dengan begitu, langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan bauran EBT di dalam negeri adalah perlunya diversifikasi penggunaan EBT. "Ini barangkali diversifikasi penggunaan energi yang harus kita dorong agar investasi EBT bisa lebih tinggi lagi," pungkas Eniya.

Lihat semua Berita: Energi terbarukan
Memuat

2025 Sponsor & Mitra

Kementerian Tuan Rumah


 

Lembaga Pendukung


 

Utilitas Host


 

Sponsor Berlian


 

Sponsor Platinum


 

Sponsor Emas


 

Sponsor Perak


 

Sponsor Perunggu


Sponsor Rekanan


Sponsor Pusat Pengetahuan


Pembawa Acara Pengarahan Eksekutif


 

Dalam Kemitraan dengan:


 

Mitra Media Strategis Resmi:


 

Mitra Maskapai Penerbangan Resmi: