Filipina telah mengumumkan bahwa mereka akan melelang delapan proyek energi, setengahnya berada di pulau Mindanao bagian selatan, sebagai upaya untuk mengamankan kebutuhan energi negara tersebut. Departemen Energi Filipina (DOE) mengatakan bahwa 50 perusahaan minyak dan gas domestik dan internasional telah mengindikasikan ketertarikan mereka pada proyek-proyek tersebut, dan telah menghadiri peluncuran lelang.
Proyek-proyek tersebut, yang mencakup batu bara serta blok-blok eksplorasi minyak bumi darat dan lepas pantai, telah menarik minat yang kuat dari perusahaan-perusahaan minyak dan gas bumi lokal dan internasional, demikian Departemen Energi mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Sumur-sumur sebelumnya telah dibor di lima blok minyak yang dilelang, yang semuanya menunjukkan potensi minyak dan gas. Proyek-proyek lainnya adalah untuk mengeksplorasi hidrogen di Filipina utara, katanya.
Pemenang lelang akan diumumkan pada paruh kedua tahun ini.
Sebagai negara berpenduduk 110 juta jiwa, Filipina bergantung pada bahan bakar impor untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga rentan terhadap guncangan harga energi global.
Pemerintah tahun lalu menandatangani perjanjian yang memperpanjang kontrak produksi blok gas alam Malampaya selama 15 tahun dan mengijinkan operator untuk mengebor sumur-sumur baru untuk meningkatkan produksi, yang diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2027.
Dengan hanya beberapa tahun sebelum satu-satunya ladang gas di Filipina mengering, negara ini mulai mengimpor gas alam cair (LNG) untuk membantu menggantikan gas dari ladang yang menyediakan bahan bakar untuk pembangkit listrik yang menghasilkan sekitar seperlima dari kebutuhan listriknya.